Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 Desember 2011

SIKLUS HIDUP SISTEM

  • PENDAHULUAN
Siklus hidup system adalah deskripsi dari tugas implementasai yang akurat yang harus dilakukan. Polanya didasarkan pada pendekatan system yaitu dengan memahmi apa yang akan dilakukan, mempertimbangkan pemecahan alternative, menentukan yang terbaik , mengimplementasikannya, dan melakukan tindak lanjut. Interpretasi siklus hidup ada empat fase yaitu :
 PEMBAHASAN
a)    Fase perencanaan, yang merupakan tanggung jawab manajer, manajermen definisikan masalah yang akan dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai, dan spesialis informasi memberikan dukungan kepadanya dan diperlukan pengontrolan atas proses yang dijalankan oleh spesialisin formasi.
b)   Fase analisis dan disain adalah studi mengenai system yang dilakukan oleh analis system.
c)    Fase penimplementasian melibatkan semua spesialis informasi yang menyusun sumber yang diperlukan.
d)   Fase pengoprasian, spesialis informasi terutama operator, menjadikan sumber agar dapat digunakan oleh pemakai.
  • TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROYEK CBIS
ü  Komite SIM
Tujuan steering committee (komite pengarah) adalah untuk memberikan pedoman pelaksanaan,  pengarahan, dan pengontrolan. Bila perusahaan menetapkan steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber komputerisasi perusahaan, maka biasanya akan digunakan istilah SIM committee (komiteSIM). Fungsi dari komiteSIM adalah untuk menetapkan kebijaksanaan guna untuk memastikan dukungan computer terhadap tujuan perusahaan, juga memberikan pengontrolan fiscal dengan cara bertindak sebagai yang berwenang memberpersetujuan untuk pemintaan dana yang ada kaitannya dengan computer dan mengatasi konflik yang berhubungan dengan proiritas penggunaan computer, yang muncul dalam perusahaan.
  • TEAM PROYEK
Tanggung jawab dari team proyek adalah untuk mengimplementasikan system ertentu untuk memenuhi kebutuhan perorangan atau kelompok dalam organisasi.
  • DASAR PERENCANAAN CBIS
ü  MANFAAT DARI PERENCANAAN PROYEK CBIS
  1. Mendefinisikan lingkup proyek membantu estimasi awal dalam menentukan skala sumber yang dibutuhkan.
  2. Mengetahui bidang masalah yang potensial dapat mengetahui hal yang mungkin akan mengalami masalah, sehingga dapat mencegahnya.
  3. Mengatur urutan tugas disusun dalam urutan yang logis berdasarkan prioritas informasi dan keperluan efisiensi.
  4. Memberikan dasar pengontrolan sebelumnya tiap team proyek harus mendefinisikan apa yang perlu dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, dan kapan pekerjaan itu akan dilakukan. Tim menyampaikan ini pada komite SIM, sehingga komite dapat melakukan pengontrolan seluruh proyek tersebut.
  • Dua cara perencanaan alternative untuk melakukan proyek CBIS adalah
  1. Objective orientation (orientas tujuan) digunakan bila CBIS gagal dilakukan.
  2. Problem orientation (orientasi masalah) digunakan system yang telah ada hanya perlu dimodifikasi agar dapat menangani masalah lebih baik.
  • FASE PERENCANAAN
  1. MENGENALI MASALAH CBIS yang diprakarsai eksekutif memiliki dua karakteristik yaitu, mempunyai cakupan yang luas dan berpengaruh terhadap tampilan jangka panjang perusahaan. Permintaan pelaksanaan proyek CBIS berasal dari manajer tingkat bawah. Karena tiap hari mereka berhubungan dengan system mereka, sehingga lebih tau kesulitan dan peluang yang ada. Spesialis informasi bekerja dibalik layar, sehingga tidak mengetahui adanya masalah pada proyek CBIS. Sehingga dia membutuhkan bantuan dari orang lain yang mengetahui adanya masalah.
  2. MENDEFINISIKAN MASALAH Manajer hanya perlu mengidentifikasi dimana masalah itu berada dan apa kesalahan umumnya lalu mencari pemecahannya. Jika manajer tidak ingin melakukan end user computing, maka dia meminta bantuan kepada spesialis informasi.
  3. MENYUSUN  TUJUAN  SISTEM Tujuan dari sebuah system adalah untuk menentukan kebutuhan informasi. Dana akhirnya informasi tersebut menentukan criteria penampilan CBIS yaitu standart penampilannya.
  4. MENGIDENTIFIKASI KEADAAN SISTEM CBIS akan beroprasi jika banyak kendala. Beberapa kendala tersebut diakibatkan oleh lingkungan luar. Sebaiknya semua kendala di identifikasi sebelum pekerjaan CBIS dimulai. Agar, disain CBIS bias diarahkan untuk mengatasi kendala tersebut.
  5. MELAKUKAN STUDI KELAYAKAN Analis system mengumpulkan informasi untuk melakukan stud ikelayakan. Sehingga manajer dapat memecahkan masalah yang telah di definisikan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Lima dimensi kelayakan proyek:
  • Teknis : computer dapat mekalukan proses yang diperlukan.
  • Ekonomis : Sistem dapat diatur secara ekonomis.
  • Resmi
  • Oprasional : system akan dan dapat menerima dukungan dari user.
  • Terjadwal : untuk mengimplementasikan system tidak ada.
  1. MEMBUAT PROPOSAL PROYEK STUDI Studi system akan memberikan  dasar yang lengkap untuk disain system baru, mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
  2. MEMBUAT PROPOSAL PROYEK STUDI Studi system akan memberikan dasar yang lengkap untuk disain system baru, mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
  3. MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI PROYEK STUDI
  4. MENETAPKAN MEKANISME PENGONTROLAN Pengontrolan proyek dilakukan agar dapat dipastikan bahwa biaya dan waktu memadai. Pengontrolan proyek meliputi spesifikasi apa yang perlu dilakukan, siapa yang akan melakukannya, dan kapan pelaksanaannya.
a)    Apa yang perlu dilakukan Komite SIM menggunakan studi kelayakan untu mengidentifikasi pekerjaan yang akan di adankan oleh CBIS.
b)   Siapa yang akan melakukannya CIO, yang mewakili komite SIM, selanjutnya memutuskan siapa yang akan melakukan tiap‐tiap pekerjaan subsistem. Spesifikasi disain umum mengidentifikasi jenis pekerja yang dibutuhkan.
c)    Kapan pekerjaan akan dilakukan Pengetahuan mengenai tugas dan siapa yang akan melakukanny telah diketahui. Hal ini memungkinkan CIO bisa memperkirakan jumlah waktu yang akan digunakan untuk rnelakukan pekerjaan tersebut.
  • FASE ANALISIS DAN DISAIN
1.Mengumumkan Proyek Studi Jika perusahaan mengimplementasikan jenis aplikasi kornputer yang baru, maka manajemen harus bisa meredakan kekhawatiran para pekerja. Cara terbaik untuk menghilangkan kekhawatiran mereka adalah dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh komputer.
2.Staf Untuk Proyek Studi Team atau beberapa team proyek yang akan melakukan studi sistem diatur nama atau disusun. Sebuah team terbentu kata para pemakai dan satu analis sistem atau lebih.
3.Mendefinisikan Keperluan Informasi Analis harus mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan informasi daripemakai. Analis tersebut adalah dengan melakukan:
  1. Interview Perorangan
  2. Obeservasi
  3. Pencarianv Record
  4. Survey
Permasalahan Kasus
THE PET STORE AG
KESIMPULAN
Anda telah bekerja didivisi jasa informasi dari perusahaan induk Pet Store di Cedar Rapid selama 10 tahun.dan sedang menanjak menjadi direktur pengembangan sistem .Bulan lalu Anda dipilih untuk menjadi CIO dari anak perusahaan yang baru dijerman,yang diperoleh dari pemilik lama melalui bursa saham.Cio yang lama mengundurkan diri dan anda menggantikan kedudukannya,
Robert Jones dipertahankan sebagaidirektur utama Pet Store AG ,dan anda bertemu sebentar dengannya saat kedatangan Anda di Franfurt.Anda tidak pernah bekerja di Ewropa tetapi telah menyinggung hal ini dalam percakapan Anda dengan Robert dan mengungkapkan keinginan untuk menetapkan tingkat etika yang tinggi dalam operasi IS .Anda secara singkat menjelaskan rencana tindakan 10 langkah yang telah Anda baca di artikel majalah karangan Donn Parker.Anda terkejut saat mengetahui bahwa Pet Store AG sama sekali tidak memiliki budaya etika tidak menghalangi Anda mencapai Program Anda sendiri untuk memastikan operasi komputer yang etis .”Teruskan dan kerjakan apa yang perlu Anda lakukan”katanya”
Anda kembali keruang kerja Anda dan mengambil artikel Parker dari salah satu kardus Anda.Dengan membaca sekilas ,Anda melihat bahwa sebagian langkah –langkah itu tidak akan sukar untuk dilaksanakan diperusahaan yang tidak memiliki budaya etika.Namun,sebagianmembuat Anda berpikir dua kali mengenai keputusan anda untuk melaksanakannya sendiri.Anda memutuskan untuk menulis memo kepada Robert ,mendaftarkan langkah-langkah tersebut dan memberikan tingkat kesulitan untuk tiap langkah.Strategi Anda adalah menggunakan daftar ini sebagai cara untuk menyakinkan Robert bahwa ia perlu memulai budaya etika.

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI

PENDAHULUAN

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem dimana seorang manajer mengatur, mengawasi dan menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal. SIM juga digunakan untuk memecahkan masalah sehingga mempermudah pekerjaan manajer. Dalam penggunaannya, SIM harus didukung dengan keamanan dan mudah dalam pengontrolan atau pengendaliannya oleh manajer.

PEMBAHASAN

Pentingnya Pengendalian Sistem Informasi
Suatu sistem informasi memiliki proses – proses perencanaan, analisis, imlementasi, dan pengevaluasian. Pada proses – proses tersebut dibutuhkan pengendalian yang baik oleh manajer agar tercapai tujuan perusahaan. Dalam prakteknya, suatu rencana kerja yang telah dibuat oleh perusahaan diimplementasikan oleh seluruh karyawan. Manajer harus memonitor bawahannya untuk memastikan rencana kerja yang telah dibuat telah berjalan sebagaimana mestinya. Apabila terjadi kesalahan, manajer harus melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan. Dan dalam pengambilan keputusan, manajer harus mencari solusi dalam pemecahan masalah. Manajer juga tidak boleh salah dalam menggunakan metode yang diterapkannya dalam mempermudah pengambilan keputusan.

Tugas Penendalian dalam Sistem Informasi Berbasis Komputer

Kontrol proses pengembangan
Ada 5 tahapan :

• Tahap Perencanaan
Adalah mendefinisikan tujuan, target, dan kendala – kendala yang ada.

• Tahap Analisis
Adalah menganalisis sumber daya dan informasi yang ada.

• Tahap Perancangan
Adalah merancang program kerja.

• Tahap Penerapan
Adalah memastikan bahwa segala rancangan dapat diterapkan dengan baik.

• Tahap Penggunaan
Adalah menggunakan rencana kegiatan sesuai dengan penerapan yang berhasil dilakukan.

Kontrol desain sistem
Manajer mengontrol desain yang telah dibuat dengan cara memeriksa kesalahan seminimal mungkin, dan apabila ada dilakukan pengkoreksian. Kontrol desain sistem dibagi menjadi 5 bagian pokok, yaitu :

Permulaan Transaksi
Permulaan transaksi dibagi menjadi 5, yaitu :

• Permulaan Dokumentasi Sumber
• Kewenangan
• Pembuatan Input Komputer
• Penanganan Kesalahan
• Penyimpanan Dokumen Sumber

Entry Transaksi
Dibagi menjadi 4, yaitu :
• Entri Data
• Verifikasi Data
• Penanganan Kesalahan
• Penyeimbangan Batch


Komunikasi Data
Dibagi menjadi 4, yaitu :

• Kontrol Pengiriman Data
• Kontrol Channel Komunikasi
• Kontrol Penerimaan Pesan
• Rencana Pengamanan Datacom secara keseluruhan

Pemrosesan komputer
Dibagi menjadi 3, yaitu :

• Penanganan Data
• Penanganan Kesalahan
• Database dan Perpustakaan Software


Output Komputer
Dibagi menjadi 5, yaitu :

• Distribusi
• Penyeimbangan Departemen Pemakai
• Penanganan Kesalahan
• Penyimpangan Record
• Penyeimbangan Operasi Komputer


Kontrol pengoperasian sistem
Digunakan agar kegiatan operasi yang dilakukan mencapai tujuan perusahaan. Kontrol ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

• Struktur organisasional
• Kontrol perpustakaan
• Pemeliharaan Peralatan
• Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
• Perencanaan disaster

KESIMPULAN
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam prakteknya harus dilakukan pengendalian proses oleh manajer, baik dalam proses perencanaan sampai penggunaannya. Seorang manajer harus dapat memilih, metode apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tidak hanya itu, SIM juga harus didukung oleh fasilitas keamanan yang baik juga. 

DAFTAR PUSTAKA
http://queenzha-globaltechnology.blogspot.com/2009/12/keamanan-dan-kontrol-sistem-informasi.html
http://igitsigit.blogspot.com/2009/12/keamanan-dan-kontrol-sistem-informasi.html
http://alonemutz.blogspot.com/2010/12/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan_6216.html

KOMUNIKASI DATA

A. Pendahuluan

Jaringan komputer adalah suatu tata cara berkomunikasi antara sumber daya informasi satu dengan lain melalui medium transmisi. Medium transmisi yang dapat digunakan dalam melakukan transmisi data dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis media, yaitu :

* Kabel
* Udara, dan
* Cahaya

Media transmisi kabel saat ini merupakan salah satu media transmisi data yang cukup popular digunakan dalam melakukan komunikasi data dari sumber daya informasi satu dengan sumber daya informasi lain, walau beberapa tahun terakhir ini keberadaannya di geser oleh teknologi wireless yang menggunakan udara sebagai media transmisi datanya.

Bergesernya penggunaan kabel menjadi udara sebagai media transmisi data salah satunya dikarenakan tidak efisiennya penggunaan media transmisi karena jarak jangkauan yang terbatas serta kebutuhan kabel transmisi seperti UTP (un-twisted pair) atau coaxial yang cukup besar dalam perencanaan pembangunan jaringan komputer pada suatu organisasi. Disamping hal tersebut dari sisi estetika, penggunaan kabel data menjadi permasalahan tersendiri, sehingga rencana pembangunan jaringan komputer dengan media transmisi kabel saat ini mulai tergeser dengan teknologi wireless.

Pemanfaatan jaringan listrik tegangan rendah sebagai alternatif transmisi data melalui media kabel, merupakan salah satu pilihan karena dari sisi kebutuhan kabel khusus seperti UTP atau coaxial dapat ditekan, disamping sisi estetika pemasangannya sudah menyatu dengan jaringan listrik yang secara umum telah tersedia di gedung-gedung perkantoran dimana organisasi tersebut berada.


B. Tinjauan Pustaka
 
B.1. Infrastruktur Jaringan Listrik
Pada dasarnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Indonesia saat ini membagi tegangan listrik dalam 4 kategori, yaitu :

1. Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), yang memiliki kapasitas 500 KV
2. Saluran Tegangan Tinggi (SUTT), yang memiliki kapasitas 150 KV
3. Saluran Tegangan Menengah (SUTM), dengan kapasitas 20 KV (Fase - Fase) dan
4. Saluran Tegangan Rendah (SUTR), dengan kapasitas 320/220 KV yang biasa digunakan di perumahan dan perkantoran pada umumnya

Pendistribusian tegangan listrik pada dasarnya didistribusikan melalui saluran tegangan menengah melalui trafo distribusi menjadi saluran tegangan rendah 3 fase yaitu R, S, dan T, dimana pada setiap fase tegangan katakan R - N = 220 Volt, yaitu nilai tegangan yang keluar dari seriap outlet yang ada di rumah atau perkantoran yang ada. Digambarkan sebagai berikut :

Dengan demikian infrastruktur suatu listrik tegangan rendah secara hirarki mirip dengan infrastruktur suatu jaringan komputer yang jumlah pengguna di setiap rumah/outlet yang ada berbeda-beda, baik dari segi panjang masing-masing jalur maupun banyaknya outlet yang terdistribusikan, yang digambarkan sebagai :






B.2. Prinsip Kerja Komunikasi Data Melalui Listrik (PLC)

Pada prinsipnya saluran listrik memiliki frekuensi yang nilainya berada dalam range 50/60 Hz. Apabila frekuensi tersebut dinaikkan ke frekuensi ultra tinggi dalam range 500/600 MHz, maka secara teori data dapat ditumpangkan ke atas kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan.

Mengacu ke dasar tersebut maka tegangan rendah tersebut pada prinsipnya dapat ditumpangi data, karena tersedianya Jaringan Daya Terkondisi Frekuensi Tinggi (High Frequency Conditioned Power Network, HFCPN), yaitu dengan cara menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam daya listrik dengan percepatan sampai 10 juta kali sehingga frekuensi ultra tinggi dapat terjadi. Untuk maksud tersebut dibutuhkan suatu unit pengkondisi (Condition Unit, CU), berupa kopel terminal untuk bagian high and low pass filter. Sistem komunikasi data digital melalui kanal jaringan listrik secara garis besar ditunjukan pada gambar berikut :




Adapun transmisi data yang digunakan pada kanal jaringan listrik tegangan rendah ini adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing), yaitu teknik transmisi dengan banyak frekuensi (multicarrier)[3]. Menggunakan Discrete Fourier Transfor (DFT) dengan beberapa buah frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal). Dibandingkan dengan sinyal FDM (Frequency Division Multiplexer), sinyal OFDM memungkinkan terjadinya modulasi pada tiap-tiap sub-carrier, sehingga sinyal yang telah termodulasi tersebut diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal). Bentuk sinyal OFDM dibanding dengan sinyal FDM seperti ditunjukan pada gambar di bawah ini :


Saat ini penggunaan OFDM dalam komunikasi data tidak hanya terbatas pada transmisi pada listrik tegangan rendah saja, akan tetapi telah digunakan pada teknik transmisi wireless, yang mulai banyak digunakan dalam teknologi informasi.

Dengan demikian komunikasi jaringan komputer melalui jalur listrik saat ini bukan merupakan suatu teorema melainkan telah terimplementasi di beberapa tempat. Mungkin saatnya penelitian komunitas ini dapat memberi nilai tambah untuk membangun jaringan komputer di pedesaan.


C. Rancang Bangun Infrastruktur Jaringan Komputer melalui Jaringan Listrik


Seperti yang di jelaskan di atas, infrastruktur yang umum pada suatu perkantoran saat ini adalah pembagian listrik dalam 3 fase, sehingga memungkinkan pendistribusian secara proposional, tetapi kondisi ini akan menyulitkan dalam mentransmisikan data dari satu lokasi ke lokasi yang lain pada kondisi fase yang berbeda. Hal ini dikarenakan hanya sub-ruang dalam fase yang sama saja yang saling terkoneksi datanya sedangkan pada sub ruang lain dengan fase yang berbeda tidak tersedia. Kondisi ini membutuhkan suatu metode bridging, yang menggabungkan peralatan-peralatan komunikasi melalui transmisi listrik tegangan rendah yang ada di setiap fase tegangan ke dalam satu jalur komunikasi. 


Dengan teknik bridging kendala komunikasi data dalam perencanaan jaringan komputer melalui listrik tegangan rendah dapat terpenuhi. Akan tetapi jika dilihat dari sisi keamanan data, teknik ini dapat memudahkan organisasi luar untuk memanfaatkan jalur data yang terdapat dalam satu area gedung. Beberapa vendor produk yang menawarkan peralatan komunikasi data melalui listrik tegangan rendah, Beberapa vendor menempatkan faktor keamanaan data dalam kemasan produknya dengan security 3DES Link Encryption, Network Encryption Key passwords (NEKs), serta Device Encryption Key (DEK) yang terdapat pada perangkat lunak agent yang dimiliki.

Faktor kecepatan transmisi data juga merupakan pertimbangan lain dalam mengkomunikasikan data dari satu tempat ke tempat lain melalui listrik tegangan rendah, menurut standarisasi homeplug 1.0, kemampuan transmisi data melalui kabel listrik hanya dapat di saluran maksimum 14 Mbps, nilai ini termasuk kecil jika dibandingkan fungsi dari saluran tersebut sebagai backbone jaringan dari suatu organisasi yang ingin menerapkan komunikasi via jaringan listrik.

Mengacu ke beberapa penelitian terakhir, penggunaan transmisi OFDM dapat memungkinkan penambahan kemampuan transmisi data ke tingkat 200 Mbps, yaitu dengan metode HFCPN yang diperbaharui. Kemampuan inilah yang dapat digunakan dalam membangun jaringan komputer melalui listrik tegangan rendah.


D. Kesimpulan dan Saran

Dengan memanfaatkan jaringan listrik tegangan rendah dalam merancang jaringan komputer lokal, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Media transmisi data melalui listrik tegangan rendah dalam 3 fase tegangan perlu dipertimbangkan faktor bridging saluran, sehingga data dapat tersalurkan dengan baik di setiap fase tegangan.
2. Transmisi data melalui listrik tegangan rendah ini menggunakan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexer) yang saat ini lebih berkembang dibandingkan metode lain.
3. Tumbuh kembangnya vendor yang menawarkan peralatan, melalui saluran listrik dapat dimungkinkan suatu model topologi campuran yang dikenal dengan metode hybrid.
4. Faktor keamanan data dalam merancang jaringan listrik ini merupakan faktor penting, karena terbukanya saluran data pada setiap fase tegangan.

Sumber : www.wss-id.org